Senin, 05 Desember 2011

Pajak BUKANLAH Gayus

P A J A K . . . mendengar kata itu, saya yakin kalian semua mempunyai pendapat yang berbeda -  beda tentang kata tersebut. Yah,,ada yg beranggapan bahwa pajak itu membangun bangsa, jadi sangatlah perlu membayar pajak. Namun banyak juga yang masih berpendapat kalau pajak itu gak ada gunanya, jadi buat apa membayar pajak, terlebih dengan mencuatnya kasus mafia pajak si om Gayus Tambunan yang 
mendadak pamornya mengalahkan Christiano Ronaldo, Lionel
Messi, bahkan Obama di media massa karena ulahnya…
Masyarakat menganggap jika uang pajak yang mereka bayar akan “ditilep” oleh fiskus (petugas pajak). Padahal jika mereka mengerti, jelas tidak mungkin petugas pajak bias mengutik-utik uang pajak. Hal ini dikarenakan system perpajakan yang dianut di Indonesia adalah “Self Assesment System” dimana Wajib Pajak sendiri yang menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan pajak mereka. Uang pajak yang mereka bayar LANGSUNG disetor ke rekening kas Negara. Jadi sudah jelas bahwa Fiskus tidak pernah memegang uang pajak tersebut, fiskus hanya mengurus administrasinya saja. Jadi,jelas kan mengapa Fiskus tidak mungkin korupsi uang pajak…Kasus gayus adalah kasus yang berada pada tingkat keberatan, dimana hal itu bias terjadi jika ada kerjasama antara Wajib Pajak dan Fiskus. Jadi, jika ingin system administrasi perpajakan di Indonesia benar – benar bersih, sebagai wajib pajak kita harus jujur, jangan memaksa Fiskus untuk berbuat kotor.
Nasib Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) sebagai Perguruan Tinggi Kedinasan dibawah naungan Kementerian Keuangan RI juga mendapat imbas dari kasus segelintir petugas pajak yang tak bertanggung jawab itu. Contohnya saya dan teman – teman yang sering ditanya oleh orang ketika bertemu dijalan,bis,warung,dll. Contoh ini sering terjadi pada saya :
“Dek,kuliah dimana ??”,kata orang
“Emmm,,di STAN pak”, ane jawab
“ohhh..sekolahnya gayus tho,,besuk kalau lulus jadi gayus donk”,lanjut orang itu
“#@$^&&%$#%&()*&%^&”, >>speechless…
Komentar yang lebih pedas juga dilantunkan oleh mantan menteri keuangan yang sekarang menjadi menteri pendidikan,beliau berkata seperti ini pada pidatonya di STIE di kota solo, “ STAN adalah kampus yang menghasilkan SDM Perpajakan yang koruptif”. Kata – kata itu tentunya membuat kami (mahasiswa STAN) mengelus dada. Kami yang berusaha dengan keras dan berdoa tengah malam untuk bias diterima di STAN, dan setelah diterima kamipun berjuang mati-matian untuk belajar dan berdoa supaya bias lulus dari DO (Drop Out), tega-teganya beliau yang terhormat itu berkata demikian. Namun insya Allah kita tetap ikhlas dan tetap konsentrasi pada tujuan awal yakni belajar dan menjadi aparatur perpajakan yang bertanggung jawab, amanah, dan jujur (amin)


Tapi coba kita bayangkan apabila semua orang berfikiran negatif pada pajak dan yang lebih ekstrimnya lagi tidak membayar pajak... Penerimaan APBN kita sekitar 70% berasal dari Pajak, itu saja kita masih melakukan pembiayaan (hutang luar negeri,penjualan aset,dll) untuk memenuhi pengeluaranya. Apa jadinya negara kita tanpa Pajak?? siapa yang akan menggaji guru,pegawai negeri,polisi,tni,dll?? darimana subsidi BBM,PLN,dll?? darimana uang untuk pembangunan?? pendidikan?? dan masih banyak lagi kebutuhan-kebutuhan negara ini yang dibiayai oleh pajak...


"ORANG BIJAK TAAT PAJAK"
"PAJAK UNTUK MEMBANGUN BANGSA"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar